JAKARTA - PT Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD) menunjukkan tren penguatan modal inti yang konsisten dalam lima tahun terakhir. Modal inti perseroan tercatat Rp 4,289 triliun pada Desember 2021 dan meningkat menjadi Rp 4,552 triliun pada Desember 2022.
Selanjutnya, modal inti BBMD naik menjadi Rp 4,903 triliun pada Desember 2023 dan terus bertumbuh ke Rp 5,088 triliun pada Desember 2024. Per September 2025, modal inti perseroan telah mencapai Rp 5,348 triliun.
Manajemen BBMD menargetkan modal inti minimal Rp 6 triliun agar dapat masuk kategori KBMI 2 sebelum akhir 2028. Target ini tercantum dalam corporate plan periode 2024–2028 sebagai langkah strategis jangka menengah.
“Pemenuhan modal inti menjadi Bank KBMI 2 akan dapat dicapai perseroan sebelum akhir tahun 2028,” ujar Presiden Direktur BBMD dalam surat resmi kepada Bursa Efek Indonesia. Perseroan menekankan upaya ini dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.
Rencana OJK Hapus Kategori KBMI 1
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini mengelompokkan bank ke dalam empat kategori berdasarkan modal inti. KBMI 1 mencakup bank dengan modal inti maksimal Rp 6 triliun, sedangkan KBMI 2 berada pada rentang Rp 6 triliun hingga Rp 14 triliun.
KBMI 3 berlaku untuk modal inti di atas Rp 14 triliun hingga Rp 70 triliun, dan KBMI 4 mencakup bank dengan modal inti di atas Rp 70 triliun. OJK berencana menghapus KBMI 1 sehingga klasifikasi perbankan akan terdiri dari tiga kelompok saja.
Bank yang masih berada di KBMI 1 diminta melakukan konsolidasi agar naik ke kelompok di atasnya. Pengecualian diberikan untuk Bank Pembangunan Daerah karena memiliki skema penguatan permodalan tersendiri.
OJK mendorong bank KBMI 1 menyiapkan langkah strategis penguatan modal, termasuk merger, akuisisi, atau peningkatan permodalan. Proses ini dilakukan secara terarah, terukur, dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Strategi Bank Mestika Hadapi Kebijakan Baru
Manajemen Bank Mestika menilai kebijakan OJK ini relevan dengan dinamika teknologi, digitalisasi perbankan, serta risiko ekonomi dan siber yang meningkat. Kebijakan tersebut dinilai dapat mendorong merger, akuisisi, dan penguatan permodalan bank KBMI 1.
Perseroan menegaskan langkah ini tidak berdampak pada kelangsungan usaha, operasional, maupun kondisi keuangan. BBMD telah menyiapkan perencanaan jangka menengah dan panjang sesuai arah kebijakan regulator.
Penguatan modal inti akan dilakukan berkelanjutan sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan kebutuhan regulasi. Perseroan juga fokus pada peningkatan efisiensi, perluasan skala usaha, serta penguatan infrastruktur teknologi informasi.
Bank Mestika menegaskan komitmen penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko sebagai bagian dari strategi mencapai KBMI 2 sebelum akhir 2028. Transformasi digital dan peningkatan kualitas layanan nasabah menjadi bagian utama strategi perseroan.
Perspektif OJK: Bank Berskala Besar Dibutuhkan Ekonomi
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan penghapusan KBMI 1 didasari kebutuhan ekonomi nasional terhadap bank berskala besar. Bank besar dianggap lebih efisien karena mampu menekan biaya operasional dan memanfaatkan teknologi lebih optimal.
“Size does matter, itu akan membuat efisiensi dan mendorong pemberian kredit,” ujar Dian di Jakarta Selatan, Senin, 15 Desember 2025. Analisis OJK menunjukkan bank berskala besar dapat mendukung penggunaan teknologi informasi intensif yang membutuhkan dana besar.
Dengan penghapusan KBMI 1, industri perbankan nasional diproyeksikan semakin tangguh, efisien, dan mampu menghadapi tantangan ekonomi dan teknologi. Bank Mestika menatap peluang ini untuk memperkuat permodalan, kapasitas pembiayaan, serta mempercepat transformasi digital.