Waspada Perairan Bergelombang Akhir Tahun, BMKG Ingatkan Risiko Laut Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:01:31 WIB
Waspada Perairan Bergelombang Akhir Tahun, BMKG Ingatkan Risiko Laut Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025

JAKARTA - Mendekati penghujung tahun, aktivitas masyarakat di wilayah perairan Indonesia cenderung meningkat seiring momentum libur panjang. Kondisi ini membuat informasi cuaca laut menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan demi keselamatan bersama.

Di tengah tingginya mobilitas laut, dinamika atmosfer menunjukkan perubahan signifikan. Faktor cuaca ekstrem berpotensi memengaruhi keamanan pelayaran di berbagai wilayah perairan nasional.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini. Peringatan ini berkaitan dengan potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia pada periode 24–27 Desember 2025.

Peringatan dini tersebut menjadi perhatian khusus bagi masyarakat. Terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan laut saat libur Natal dan menjelang Tahun Baru.

BMKG menilai periode ini memiliki risiko cukup tinggi. Kombinasi faktor cuaca berpeluang meningkatkan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut.

Fenomena ini diinformasikan melalui kanal resmi BMKG. Salah satunya disampaikan melalui akun Instagram @infobmkg.

BMKG menjelaskan kondisi ini dipengaruhi oleh keberadaan Siklon Tropis Grant. Siklon tersebut terpantau di posisi 12,7 derajat Lintang Utara dan 99,6 derajat Bujur Timur.

Siklon Tropis Grant berada di Samudra Hindia selatan Bengkulu. Keberadaannya memicu peningkatan kecepatan angin di wilayah sekitarnya.

Dampak lain yang ditimbulkan adalah meningkatnya tinggi gelombang laut. Kondisi ini berpotensi memengaruhi aktivitas pelayaran di jalur-jalur strategis.

Pola Angin dan Dampaknya di Berbagai Wilayah

BMKG memaparkan bahwa pola angin di Indonesia bagian utara bergerak dari arah Utara hingga Timur Laut. Kecepatan angin di wilayah ini berkisar antara 8 hingga 30 knot.

Arah dan kecepatan angin tersebut memengaruhi kondisi laut. Perairan di kawasan utara berpotensi mengalami gelombang yang lebih dinamis.

Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, arah angin menunjukkan pola berbeda. Angin bertiup dari Barat Daya hingga Barat Laut.

Kecepatan angin di bagian selatan berkisar antara 6 hingga 30 knot. Variasi ini menimbulkan perbedaan karakteristik gelombang di setiap wilayah.

BMKG mencatat kecepatan angin tertinggi terjadi di sejumlah perairan. Wilayah tersebut meliputi Samudra Hindia barat Sumatera dan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, Laut Banda dan Laut Arafuru bagian barat juga mengalami peningkatan kecepatan angin. Kondisi ini berkontribusi terhadap terbentuknya gelombang tinggi.

Peningkatan kecepatan angin secara langsung memengaruhi tinggi gelombang laut. Hal ini menjadi perhatian utama dalam peringatan dini BMKG.

Gelombang tinggi berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran. Risiko meningkat terutama bagi kapal berukuran kecil hingga menengah.

Daftar Wilayah Berpotensi Gelombang Tinggi

BMKG merinci wilayah yang berpeluang mengalami gelombang tinggi. Tinggi gelombang diperkirakan berada pada kisaran 1,25 hingga 2,5 meter.

Wilayah tersebut meliputi Samudra Pasifik utara Papua. Selat Malaka bagian utara juga termasuk dalam kategori ini.

Selain itu, Samudra Hindia barat Aceh dan Kepulauan Nias turut terdampak. Gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Banten.

Samudra Hindia selatan Jawa Barat masuk dalam daftar wilayah rawan. Laut Natuna Utara juga diperkirakan mengalami kondisi serupa.

BMKG turut mencatat Selat Karimata bagian utara sebagai wilayah berisiko. Laut Maluku juga memiliki potensi gelombang tinggi.

Wilayah lainnya meliputi Samudra Pasifik utara Maluku. Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya dan Papua Barat juga terpantau berisiko.

Laut Jawa bagian tengah masuk dalam kategori gelombang tinggi. Laut Banda turut mengalami potensi peningkatan tinggi gelombang.

Laut Arafuru bagian barat, tengah, dan timur juga tercantum dalam daftar. Keseluruhan wilayah ini perlu meningkatkan kewaspadaan.

BMKG menegaskan potensi gelombang tinggi dapat berubah. Perubahan tersebut bergantung pada perkembangan dinamika atmosfer.

Potensi Gelombang Sangat Tinggi di Sejumlah Perairan

Selain gelombang tinggi, BMKG juga mengingatkan adanya potensi gelombang sangat tinggi. Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4,0 meter.

Wilayah yang berpeluang mengalami kondisi ini mencakup Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur. Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat juga masuk dalam kategori tersebut.

Samudra Hindia selatan Bali diperkirakan mengalami gelombang sangat tinggi. Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur.

Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan turut masuk dalam daftar. Selain itu, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai juga berisiko.

Wilayah lainnya adalah Samudra Hindia barat Bengkulu. Samudra Hindia barat Lampung juga diperkirakan terdampak.

BMKG menilai gelombang sangat tinggi memiliki risiko besar bagi pelayaran. Kapal yang melintas di wilayah ini perlu meningkatkan kewaspadaan.

Gelombang dengan ketinggian tersebut dapat membahayakan stabilitas kapal. Risiko kecelakaan laut pun meningkat secara signifikan.

Imbauan Keselamatan Pelayaran dari BMKG

BMKG memberikan saran keselamatan pelayaran bagi masyarakat. Imbauan ini ditujukan terutama kepada nelayan dan operator kapal kecil.

Keselamatan pelayaran dinilai sangat bergantung pada kondisi cuaca. Oleh karena itu, pemantauan informasi cuaca menjadi hal utama.

BMKG menjelaskan bahwa risiko keselamatan meningkat pada kondisi tertentu. Ambang batas kecepatan angin dan tinggi gelombang menjadi indikator penting.

Untuk perahu nelayan, risiko meningkat saat kecepatan angin mencapai atau melebihi 15 knot. Tinggi gelombang yang berbahaya berada pada kisaran 1,25 meter atau lebih.

Kapal tongkang memiliki batas toleransi berbeda. Risiko meningkat apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan gelombang setinggi 1,5 meter.

Sementara itu, kapal ferry menghadapi risiko serius pada kondisi ekstrem. Ambang batasnya adalah kecepatan angin 21 knot dan gelombang setinggi 2,5 meter.

BMKG mengingatkan agar operator kapal memperhatikan batas tersebut. Keputusan berlayar perlu mempertimbangkan keselamatan penumpang dan awak kapal.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak memaksakan perjalanan laut. Keselamatan harus menjadi prioritas utama dibandingkan kepentingan waktu.

BMKG menyarankan masyarakat memantau perkembangan cuaca secara berkala. Informasi resmi BMKG dapat dijadikan acuan perencanaan perjalanan.

Imbauan ini menjadi penting di tengah liburan panjang akhir tahun. Mobilitas laut yang meningkat harus diimbangi dengan kewaspadaan tinggi.

BMKG berharap masyarakat lebih bijak dalam mengambil keputusan. Pemahaman terhadap risiko cuaca laut dapat meminimalkan potensi kecelakaan.

Dengan memperhatikan peringatan dini, perjalanan laut diharapkan tetap aman. Kesiapsiagaan menjadi kunci menghadapi dinamika cuaca akhir tahun.

Peringatan dini ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh pihak. Keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawab bersama selama libur Natal dan Tahun Baru 2025.

Terkini